
Gorontalo – Kanwil Kemenkum Gorontalo melalui Plh Kadiv Pelayanan Hukum Mananga P.M. Biantong bersama satuan kerja turut serta mengikuti kegiatan Webinar Indikasi Geografis Nasional bertajuk “Dari Tangan Pengrajin untuk Dunia: Indikasi Geografis sebagai Penguat Daya Saing Kerajinan Indonesia” yang diselenggarakan secara virtual melalui Zoom Meeting, Kamis (31/07).
Webinar ini dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual, Razilu yang dalam sambutannya mengungkapkan bahwa dari total 188 produk yang telah terdaftar sebagai Indikasi Geografis (IG), hanya 35 di antaranya berasal dari sektor kerajinan. Razilu menegaskan bahwa angka tersebut masih jauh dari potensi maksimal Indonesia. Beliau berharap perlindungan Indikasi Geografis tidak hanya menjadi bentuk legalitas, tetapi juga menjadi jaminan mutu produk agar dapat bersaing di pasar nasional dan internasional.
Selanjutnya, Sekretaris Jenderal Dekranas Indonesia, Reni Yanita memaparkan peran strategis Dekranas Indonesia dalam mendukung kemandirian pengrajin serta pelestarian tradisi dan budaya bangsa. Ia menjelaskan struktur organisasi dan arah kebijakan Dekranas Indonesia serta program-program yang disinergikan dengan Dekranasda di berbagai daerah.
Pemateri ketiga, Komarudin Kudiya yang juga menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Penggiat Indikasi Geografis Indonesia (PPIGI) dan Dewan Pakar Yayasan Batik Indonesia (YBI), membagikan pengalaman dalam proses pendaftaran Indikasi Geografis Batik Merawit dan Weleran Megamendung. Ia menyampaikan bahwa kedua produk tersebut telah sukses dipamerkan oleh DJKI Kemenkum RI pada forum WIPO 2025 di Jenewa. Ia juga menyoroti beberapa tantangan internal yang kerap dihadapi oleh komunitas dalam proses pengajuan Indikasi Geografis.
Paparan terakhir disampaikan oleh Ketua MPIG Perak Celuk Bali, I Made Megayasa yang menjelaskan transformasi kerajinan perak Celuk menjadi identitas global melalui skema Indikasi Geografis. Ia menekankan pentingnya peran Celuk Design Center dalam mendukung inovasi desain, pengembangan sumber daya manusia, dan perluasan promosi produk ke pasar internasional.
Webinar ditutup dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang dipandu oleh moderator Annisa Daniati, yang turut memperkaya pemahaman peserta mengenai urgensi perlindungan Indikasi Geografis sebagai instrumen penguatan daya saing produk kerajinan lokal Indonesia.


